Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah "Allah Ada Tanpa Tempat Dan Arah'. Salah besar yang mengatakan Allah ada di mana-mana. Allah Taala tidak butuh tempat karena y

Allah ada sebelum Dia menciptakan tempat dan arah. Allah yang telah menciptakan tempat dan arah; maka Allah tidak membutuhkan kepada keduanya. Allah tidak disifati dengan berubah dari satu keadaan kepada keadaan yang lain karena perubahan tanda makhluk. Tidak boleh diyakini sebagaimana keyakinan sesat kaum Musyabbihah yang mengatakan; Allah ada
Abu Ayyub mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada Allah Ta’ala.” (HR. Bukhari, no. 394 dan Muslim, no. 264). Baca Juga: Menghadap dan Membelakangi Kiblat Ketika Buang Hajat; Ka’bah Menjadi Kiblat Para Nabi
Dan Dia tidak boleh disifati dengan apapun dari sifat-sifat benda. Ayat tersebut cukup untuk dijadikan sebagai dalil bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah. Karena seandainya Allah mempunyai tempat dan arah, maka akan banyak yang serupa dengan-Nya. Karena dengan demikian berarti ia memiliki dimensi (panjang, lebar dan kedalaman). Sedangkan
para sahabat dan imam empat madzhab; allah ada tanpa tempat_jp2.zip download 73.8M sekularisasi ditinjau kembali 2 dp_jp2.zip download
“Sesungguhnya Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat. Kemudian Dia menciptakan tempat, dan Dia tetap dengan sifat-sifat-Nya yang Azali sebelum Dia menciptakan tempat tanpa tempat. Tidak boleh bagi-Nya berubah, baik pada Dzat maupun pada sifat-sifat-Nya” (LIhat az-Zabidi Ithâf as-Sâdah al-Muttaqî j. 2, h. """""ALLAH ADA TANPA TEMPAT TANPA ARAH""" PENTINGNYA ILMU TAUHID Sesungguhnya ilmu yang membahas tentang keimanan kepada Allah dengan mengetahui sifat-sifat-Nya merupakan ilmu yang paling mulia, paling tinggi kedudukannya, paling wajib diketahui dan hal pertama yang harus diketahui.

Dia Ada tanpa permulaan, tanpa arah dan tanpa tempat. Adapun penisbatan “al-Ma’arij” adalah penisbatan dalam makna pemuliaan (bukan dalam pengertian Allah di arah atas). Juga makna “al-Irtifa’” adalah dalam makna bahwa Allah maha suci, Dia maha suci dari tempat” (Fath al-Bari, j. 13, h. 416).

a. Pengertian Tasawuf, Sejarah Penamaan dan Ajaran-ajarannya_, b. Ajaran Tasawuf di Masa al-Khulafâ’ al-Râsyidîn_, c. Landasan Tasawuf; Ilmu dan Amal_, d. Di Antara Pokok-Pokok Ajaran Kaum Sufi_, e. Sanad Ajaran Kaum Sufi Dan Khirqah Mereka_, f. Definisi Yang Salah Tentang Syari’at Dan Hakekat_, g. Kisah Yang Benar Tentang Nabi Musa Dan
\n \n allah ada tanpa tempat dan arah
.
  • 16zduycs6d.pages.dev/334
  • 16zduycs6d.pages.dev/183
  • 16zduycs6d.pages.dev/155
  • 16zduycs6d.pages.dev/745
  • 16zduycs6d.pages.dev/26
  • 16zduycs6d.pages.dev/879
  • 16zduycs6d.pages.dev/481
  • 16zduycs6d.pages.dev/678
  • 16zduycs6d.pages.dev/51
  • 16zduycs6d.pages.dev/949
  • 16zduycs6d.pages.dev/931
  • 16zduycs6d.pages.dev/161
  • 16zduycs6d.pages.dev/79
  • 16zduycs6d.pages.dev/402
  • 16zduycs6d.pages.dev/860
  • allah ada tanpa tempat dan arah