Air merupakan sumber bagi kehidupan makhluk hidup. Air tidak hanya berguna untuk mencukupi kebutuhan penduduk, tetapi juga keseimbangan ekosistem. Manusia, binatang, tumbuhan, dan mikroorganisme sangat membutuhkan air sebagai unsur utama di dalam tubuh mereka. Sungai merupakan salah satu sumber mata air yang dapat dimanfaatkan manusia dan makhluk hidup lainnya dalam memenuhi kebutuhan biologis mereka. Sungai tersebar di berbagai tempat, baik pedesaan maupun perkotaan. Sungai di pedesaan umumnya memiliki air yang jernih, berbeda halnya dengan di kota yang dipenuhi sampah, pekat, hitam, dan bau. Di samping itu keberadaan rumah kumuh di sepanjang bantaran sungai, membuat suasana penat bagi penduduk sekitar. Sungai kota seringkali menjadi momok pemerintah kabupaten atau kota dalam upaya menata dan memperindah kota. Salah satu sungai terbesar yang melintasi kota Denpasar yaitu Tukad Badung. Sungai yang terletak di pusat kota tersibuk ini keberadaanya sangat mengkhawatirkan, bukannya mendukung penciptaan keindahan kota, Tukad Badung justru menjadi sumber masalah kota. Pada berbagai sudut Tukad Badung selalu terdapat genangan sampah yang mengapung, Tukad Badung telah dijadikan tempat pembuangan sampah bagi sebagian masyarakat atau warga kota yang kurang memiliki disiplin lingkungan. Tukad Badung memiliki fungsi seperti sebuah selokan karena penampakan fisiknya, air kotor, berwarna gelap, berlumpur tebal, dipenuhi sampah, dan bau limbah dari rumah tangga dan dunia usaha. Kedaan Tukad Badung yang makin parah dapat menjadi momok tersendiri bagi Bali seandainya tidak dilakukan penataan. Penataan ini makin penting dilakukan selain karena Denpasar adalah ibukota propinsi juga dikarenakan Tukad Badung sudah terlanjur digadang-gadang sebagai salah satu objek wisata kota. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah kota untuk menata kondisi lingkungan di sepanjang Tukad Badung. Penataan ini berupaya mempertahankan kebersihan, kelancaran pergerakkan air, kawasan bantaran sungai termasuk menata 1 masyarakat yang berada di sekitar bantaran sungai. Pihak kebersihan kota Denpasar setiap hari turun sungai membersihkan, menjaring dan menaikkan sampah. Pemerintah kota telah mengadakan pelebaran sungai, metode kanalisasi dan kini sedang berkonsentrasi melakukan penanganan terhadap daerah-daerah titik rawan banjir yang diharapkan menjadi praktis menuju sanitasi lingkungan kota, baik saat musim hujan dan kemarau. Selain itu perencanaan drainase dimatangkan serta menyiagakan tenaga penggelontor. Walaupun berbagai upaya telah dilakukan untuk menata kembali kondisi Tukad Badung yang semakin buruk, namun hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya dalam penanganan limbah organik, anorganik dan kimia di Tukad Badung yang masih memerlukan strategi dan kajian yang intensif, karena baku mutu air di Tukad Badung itu sendiri masih tergolong memprihatinkan. Di samping itu, selama ini masyarakat masih memanfaatkan alur sungai sebagai tempat pembuangan limbah atau sampah. Hal ini tentu saja dapat menghambat upaya penataan Tukad Badung. Kurangnya kesadaran masyarakat dan koordinasi antar instansi yang terlibat serta gejala-gejala alam yang buruk lainnya yang mungkin terjadi tentu dapat berpengaruh besar terhadap bau lingkungan, pemandangan alam, pelestarian perairan pantai, ketersediaan air bahkan dapat menimbulkan kerusakan ekosistem yang lebih parah di sepanjang Tukad Badung. Apabila kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka tidak mustahil akan terjadi ketidaknyamanan dalam menjalankan aktivitas kota, kerusakan pemandangan dan aset wisata, krisis air bahkan kepunahan ekosistem yang tentunya tidak diinginkan oleh semua pihak. Manusia sebagai bagian dari ekosistem yang memiliki akal sehat tidak boleh membiarkan masalah-masalah yang terjadi di Tukad Badung ini semakin berlarut- larut, yang pada akhirnya akan merugikan diri sendiri. Upaya merekonstruksi kondisi lingkungan di sepanjang Tukad Badung harus segera dilaksanakan. Keterpaduan program penanganan perlu dipersiapkan dan dimatangkan serta diterapkan dengan baik agar tercipta ekosistem yang bersih, aman, lestari dan indah.
Karyatulis ilmiah mengenai lingkungan akan kami bagikan sebagai berikut. Kebersihan Lingkungan disekitar Kita. Kebersihan Lingkungan disekitar Kita. BAB I. Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Kebersihan lingkungan sekitar tentunya sangat berpengaruh pada kenyamanan masyarakat yang tinggal dilingkungan tersebut. Bukan hanya kenyamanan namun Lingkungan1 Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia". Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Berdasarkan studi diatas penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah mengenai asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar peningkatan suhu tubuh: hipertemi pada An. A Karyadiajukan untuk memenuhi prasyarat pelatihan menulis di SDH'11. "Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu merubah nasibnya sendiri" (ar- Raduu : 12) Hasrat Menjadi Guru Profesional. Menjadi guru adalah cita-cita keduaku. Saat duduk di bangku kelas 1 SMPN Bangil (tahun 1981), guru favoritku menyodorkan pertanyaan di atas. Baikkesehatan, sosial, agama,dll. Dampak tersebut banyak dirasakan baik perokok itu sendiri maupun orang yang ada di sekitarnya. Untuk itu kami memilih "bahaya merokok" sebagai topik dalam karya tulis ilmiah kami, dengan alasan agar para pembaca tahu akan masalah bahaya merokok, juga untuk memberi informasi tentang pengertian, penyebab karyatulis ilmiah kesehatan tentang" kesehatan keluarga tn"s" dengan anggota an"s" dan ny"s"kebersihan lingkungan sekitar rumah yang tidak terpelihara." Posted by wawan yawarmansyah on Friday, May 6, 2011KaryaTulis Ilmiah: IPTEK LINGKUNGAN, Pemanfaatan IPTEK yang Tetap Memerhatikan Pelestarian Lingkungan Hidup. Indah Afiah. Selain itu, tekad masyarakat melestarikan lingkungan dapat menjadi perisai terhadap kecaman-kecaman tentang kerusakan lingkungan perkebunan. 2. Bagian-bagian IPTEK Lingkungan Hidup a) Pengolahan sampah Gundukan sampah.